Begitu pula "Allahu akbar", yang di dalamnya ada lima perspektif
:Pertama: Dalam "Allahu Akbar" ada penyebutan Allah Ta'ala pada diriNya
Sendiri, pentauhidan, pengagungan dan penghormatan atas keagunganNya,
yang lebih agung dan lebih besar dibanding penyebutan makhlukNya yang
lemah, sangat butuh, dan pentauhidan makhluk kepadaNya. Karena Allah
swt-lah Yang Maha Mencukupi dan Maha Terpuji.Kedua: Dzikir dengan Nama
tersebut lebih agung dibanding dzikir dengan Asma'-asma'Nya yang
lain.Ketiga: Bahwa Dzikirnya Allah Ta'ala pada hambaNya di zaman Azali
sebelum hambaNya ada, adalah Dzikir teragung dan terbesar, yang
menyebabkan dzikirnya hamba saat ini. Dzikirnya Allah Ta'ala tersebut
lebih dahulu, lebih sempurta, lebih luhur, lebih tinggi, lebih mulia dan
lebih terhormat. Dan Allah Ta'ala berfirman : "Niscaya Dzikirnya Allah
itu lebih besar."Keempat: Sebenarnya mengingat Allah swt, di dalam
sholat lebih utama dan lebih besar dibanding mengingatNya di luar
sholat. Menyaksikan (musyahadah) pada Allah Ta'ala (Yang Diingat) di
dalam sholat lebih agung dan lebih sempurna serta lebih besar ketimbang
sholatnya.Kelima: Bahwa mengingat Allah atas berbagai nikmat yang agung
dan anugerah mulia, serta doronganNya kepadamu melalui ajakanNya
kepadamu agar taat kepadaNya, adalah nikmat paling besar dibanding
dzikir anda kepadaNya, dengan mengingat nikmat-nikmat itu, karena anda
semua tidak akan pernah mampu mensyukuri nikmatNya.Karena itu Nabi
Muhammad saw, bersabda: "Aku tidak mampu memuji padaMu, Engkau,
sebagaimana Engkau memujiMu atas DiriMu."Artinya, "aku tidak mampu,"
padahal beliau adalah makhluk paling tahu, paling mulia, dan paling
tinggi derajatnya dan paling utama. Justru Nabi saw, menampakkan
kelemahannya, padahal beliau adalah paling tahu dan paling ma'rifat -
semoga sholawat dan salam Allah melimpah padanya dan keluarganya
-.Setelah kita mentauhidkan Allah swt, yang dinilai lebih agung
ketimbang sholat, sehingga sholat menjadi rukun islam yang kedua. Dalam
sabda Rasulullah saw:"Islam ditegakkan atas lima: Hendaknya menunggalkan
Allah dan menegakkan sholat… dst". Takbiratul Ihram dijadikan sebagai
pembukanya, Allahu Akbar.Allah tidak menjadikan salah satu Asma-asma'Nya
yang lain, untuk Takbirotul Ihrom, kecuali hanya Allahu Akbar. Karena
Nabi saw, melarangnya , demikian juga untuk Lafadz Adzan, tetap
menggunakan Takbir tersebut, begitu pun setiap takbir dalam gerakan
sholat. Jadi Nama agung tersebut lebih utama dibanding Nama-nama
lainnya, lebih dekat bagi munajat-munajat, bukan hanya dalam sholat atau
lainnya.Dalam hadits disebutkan:"Aku berada pada dugaan hambaKu apabila
hamba berdzikir padaKu. Maka apabila ia berdzikir kepadaKu dalam
jiwanya, Aku mengingatnya dalam JiwaKu. Dan jika ia berdzikir padaKu
dengan kesendirianNya, maka Aku pun mengingat dengan KemahasendirianKu.
Dan jika ia berdzikir di tengah padang (keramaian) maka Aku pun
mengingatnya di keramaian lebih baik darinya."Allah swt.
Berfirman:"Dzikirlah kepadaKu maka Aku berdzikir kepadamu."Hal yang
menunjukkan keutamaan dzikir dibanding sholat dari esensi ayat tersebut,
yaitu firman Allah swt:"Sesungguhnya sholat itu mencegah keburukan dan
kemungkaran."Yang walau demikian merupakan dzikir teragung, namun Dzikir
"Allah" itu lebih besar daripada sholat dan dibanding setiap ibadah Abu
Darda' meriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda :"Ingatlah, maukah
aku beri kabar kalian tentang amal terbaikmu dan lebih luhur dalam
derajatmu, lebih bersih di hadapan Sang Rajamu, dan lebih baik bagimu
ketimbang memberikan emas dan perak, dan lebih baik ketimbang kalian
bertemu musuhmu lalu bertempur di mana kalian memukul leher mereka dan
mereka pun membalas memukul lehermu?" Mereka menjawab, "Ya, kami mau.."
Rasulullah saw, bersabda, "Dzikrullah."Juga dalam hadits yang
diriwayatkan Mu'adz bin Jabal :"Tak ada amal manusia mana pun yang lebih
menyelamatkan baginya dari azdab Allah, disbanding dzikrullah."Makna
Dzikrullah bagi hambaNya adalah bahwa yang berdzikir kepadaNya itu
disertai Tauhid, maka Allah mengingatnya dengan syurga dan pahala. Lalu
Allah swt berfirman :"Maka Allah memberikan balasan kepada mereka atas
apa yang mereka katakana, yaitu syurga yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya."Dengan dzikir melalui Ismul Mufrad, yaitu "Allah", dan berdoa
dengan ikhlas kepadaNya, Allah swt berfirman :"Dan apabila hambaKu
bertanya kepadaKu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat…"Siapa
yang berdzikir dengan rasa syukurnya, Allah memberikan tambahan ni'mat
berlimpah : "Bila kalian bersyukur maka Aku bakal menambah (ni'matKu)
kepadamu…"Tak satu pun hamba Allah yang berdzikir melainkan Allah
mengingat mereka sebagai imbalan padanya. Bila sang hamba adalah seorang
'arif (orang yang ma'rifat) berdzikir dengan kema'rifatannya, maka
Allah swt, mengingatnya melalui penyingkapan hijab untuk musyahadahnya
sang 'arif. Bila yang berdzikir adalah mukmin dengan imannya, Allah swt,
mengingatnya dengan rahmat dan ridloNya.Bila yang berdzikir adalah
orang yang taubat dengan pertaubatannya, Allah swt, mengingatnya dengan
penerimaan dan ampunanNya.Bila yang berdzikir adalah ahli maksiat yang
mengakui kesalahannya, maka Allah swt, mengingatnya dengan tutup dan
pengampunanNya. Jika yang berdzikir adalah sang penyimpang dengan
penyimpangan dan kealpaannya, maka Allah swt mengingatnya dengan adzab
dan laknatNya.Bila yang berdzikir adalah si kafir dengan kekufurannya,
maka Allah swt, mengingatnya dengan azab dan siksaNya. Siapa yang
bertahlil padaNya, Allah swt, menyegerakan DiriNya padanyaSiapa yang
bertasbih, Allah swt, membagusinyaSiapa yang memujiNya Allah swt,
mengukuhkannya.Siapa yang mohon ampun padaNya, Allah swt
mengampuninya.Siapa yang kembali kepadaNya, Allah swt,
menerimanya.Kondisi sang hamba itu berputar pada empat hal :Pertama:
Ketika dalam keadaan taat, maka Allah swt, mengingatkannya dengan
menampakkan anugerah dalam taufiqNya di dalam taat itu.Kedua: Ketika si
hamba maksiat, Allah swt mengingatkannya melalui tutup dan
taubat.Ketiga: Ketika dalam keadaan meraih nikmat, Allah swt
mengingatkannya melalui syukur kepadaNya.Keempat: Ketika dalam cobaan,
Allah mengingatkannya melalui sabar.Karena itu dalam Dzikrullah ada lima
anugerah :1. Adanya Ridlo Allah swt.2. Adanya kelembutan qalbu.3.
Bertambahnya kebaikan.4. Terjaga datri godaan syetan.5. Terhalang dari
tindak maksiat.Siapa pun yang berdzikir, Allah pasti mengingat mereka.
Tak ada kema'rifatan bagi kaum a'rifin, melainkan karena pengenalan Allah swt kepada mereka.
Dan tak seorang pun dari kalangan Muwahhidun (hamba yang manunggal) melainkan karena ilmunya Allah kepada mereka.
Tak seorang pun orang yang taat kepadaNya, kecuali karena taufiqNya kepada mereka.
Tak ada rasa cinta sang pecinta kepadaNya, kecuali karena anugerah khusus CintaNya kepada mereka.
Tak seorang pun yang kontra kepada Allah swt, kecuali karena kehinaan yang ditimpakan Allah swt, kepada mereka.
Setiap nikmat dariNya adalah pemberian. Dan setiap cobaan dariNya adalah ketentuan. Sedangkan setiap rahasia tersembunyi yang mendahului, akan muncul secara nyata di kemudian hari.Perlu diketahui bahwa kalimat tauhid merupakan sesuatu antara penafiaan dan penetapan. Awalnya adalah "Laa Ilaaha", yang merupakan penafian, pembebasan, pengingkaran, penentangan, dan akhinya adalah "Illallah", sebagai kebangkitan, pengukuhan, iman, tahid, ma'rifat, Islam, syahadat dan cahaya-cahaya."Laa" adalah menafikan semua sifat Uluhiyah dari segala hal yang tak berhak menyandangnya dan tidak wajib padanya. Sedangkan "Illallah" merupakan pengukuhan Sifat Uluhiyah bagi yang berhak dan wajib secara hakikat.Secara maknawi terpadu dalam firman Allah swt :"Siapa yang kufur pada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka benar-bvenar telah memegang teguh tali yang kuat.""Laa Ilaaha Illallah", untuk umum berarti demi penyucian terhapad pemahaman mereka,.dari kejumbuhan khayalan imajiner mereka, untuk suatu penetapan atas Kemaha-Esaan, sekalgus menafikan dualitsme.Sedangkan bagi kalangan khusus sebagai penguat agama mereka, menambah cahaya harapan melalui penetapan Dzat dan Sifat, menyucikan dari perubahan sifat-sifat baru dan membuang ancaman bahayanya.Untuk kalangan lebih khusus, justru sebagai sikap tanzih (penyucian) terhadap perasaan mampu berdzikir, mampu memandang anugerah serta fadhal dan mampu berssyukur, atas upaya syukurnya.
---(ooo)---Ibnu Athaillah As Sakandary
Tak ada kema'rifatan bagi kaum a'rifin, melainkan karena pengenalan Allah swt kepada mereka.
Dan tak seorang pun dari kalangan Muwahhidun (hamba yang manunggal) melainkan karena ilmunya Allah kepada mereka.
Tak seorang pun orang yang taat kepadaNya, kecuali karena taufiqNya kepada mereka.
Tak ada rasa cinta sang pecinta kepadaNya, kecuali karena anugerah khusus CintaNya kepada mereka.
Tak seorang pun yang kontra kepada Allah swt, kecuali karena kehinaan yang ditimpakan Allah swt, kepada mereka.
Setiap nikmat dariNya adalah pemberian. Dan setiap cobaan dariNya adalah ketentuan. Sedangkan setiap rahasia tersembunyi yang mendahului, akan muncul secara nyata di kemudian hari.Perlu diketahui bahwa kalimat tauhid merupakan sesuatu antara penafiaan dan penetapan. Awalnya adalah "Laa Ilaaha", yang merupakan penafian, pembebasan, pengingkaran, penentangan, dan akhinya adalah "Illallah", sebagai kebangkitan, pengukuhan, iman, tahid, ma'rifat, Islam, syahadat dan cahaya-cahaya."Laa" adalah menafikan semua sifat Uluhiyah dari segala hal yang tak berhak menyandangnya dan tidak wajib padanya. Sedangkan "Illallah" merupakan pengukuhan Sifat Uluhiyah bagi yang berhak dan wajib secara hakikat.Secara maknawi terpadu dalam firman Allah swt :"Siapa yang kufur pada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka benar-bvenar telah memegang teguh tali yang kuat.""Laa Ilaaha Illallah", untuk umum berarti demi penyucian terhapad pemahaman mereka,.dari kejumbuhan khayalan imajiner mereka, untuk suatu penetapan atas Kemaha-Esaan, sekalgus menafikan dualitsme.Sedangkan bagi kalangan khusus sebagai penguat agama mereka, menambah cahaya harapan melalui penetapan Dzat dan Sifat, menyucikan dari perubahan sifat-sifat baru dan membuang ancaman bahayanya.Untuk kalangan lebih khusus, justru sebagai sikap tanzih (penyucian) terhadap perasaan mampu berdzikir, mampu memandang anugerah serta fadhal dan mampu berssyukur, atas upaya syukurnya.
---(ooo)---Ibnu Athaillah As Sakandary
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSebagai Informasi tambahan jika ada tasbih nur hikmah yang memiliki energi luar biasa untuk doa wirid segala hajat. Banyak orang yang telah membuktikan khasiatnya dari para pedagang sampai tokoh masyarakat. Tuah atau karomah dari Tasbih Nur Hikmah ini berasal dari ajaran para wali. Untuk informasinya bisa anda kunjungi situs resminya dengan cara klik www.tasbihnurhikmah.com
ReplyDelete